Sabtu, 08 Desember 2012


Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan.  Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas.  Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji, 1993).
Description: Description: upwelling
upwelling
Menurut Wikipedia, 2008 setidaknya ada 5 tipe Upwelling, yaitu
1. Coastal upwelling
Merupakan upwelling yang paling umum diketahui, karena membantu aktivitas manusia dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan.  Upwelling ini terjadi karena, efek coriolis yang membelokan angin kemudian permukaan laut akan terbawa oleh angin menjauhi pesisir, sehingga air laut dalam yang mengadung nutrien sangat tinggi, akan menggantikan air permukaan yang terbawa oleh angin.  Daerah yang sering terjadi coastal upwelling adalah pesisir Peru, Chili, Laut Arabia, Barat Daya Afrika, Timur New Zealand, Selatan Brazil, dan pesisir California
2. Equatorial Upwelling
Serupa dengan coastal upwelling namun, lokasi terjadi berada di daerah equator.
3. Southern Ocean Upwelling
Upwelling yang disebabkan oleh angin yang berhembus dari barat bertiup ke arah timur di daerah sekitar Antartica membawa air dalam jumlah yang sangat besar ke arah utara.  Upwelling ini serupa dengan coastal upwelling, namun berbeda dalam lokasi, karena pada daerah selatan tidak ada benua atau daratan besar antara Amerika Selatan dan Antartika, sehingga upwelling ini membawa air dari daerah laut dalam.
4.Tropical Cyclone Upwelling
Upwelling yang disebakan oleh tropical cyclone yang melewati area.  Biasanya hanya terjadi pada cyclone yang memiliki kecepatan 5 mph (8 km/h).
5. Artificial Upwelling
Tipe upwelling, yang disebabkan oleh energi gelombang atau konversi dari energi suhu laut yang dipompakan ke permukaan.  Upwelling jenis ini yang menyebabkan blooming algae
Secara ekologis, efek dari upwelling berbeda-beda, namun ada dua akibat yang utama.  Pertama, upwelling membawa air yang dingin dan kaya nutrien dari lapisan dalam, yang mendukung pertumbuhan seaweed dan blooming phytoplankton.  Blooming phytoplankton tersebut membentuk sumber energi bagi hewan-hewan laut yang lebih besar termasuk ikan lautmamalia laut, serta burung laut.
Akibat kedua dari upwelling adalah pada pergerakan hewan.  Kebanyakan ikan laut dan invertebrata memproduksi larva mikroskopis yang melayang-layang di kolom air. Larva-larva tersebut melayang bersama air untuk beberapa minggu atau bulan tergantung spesiesnya.  Spesies dewasa yang hidup di dekat pantai, upwelling dapat memindahkan larvanya jauh dari habitat asli, sehingga mengurangi harapan hidupnya.  Upwelling memang dapat memberikan nutrien pada perairan pantai untuk produktifitas yang tinggi, namun juga dapat merampas larva ekosistem pantai yang diperlukan untuk mengisi kembali populasi pantai tersebut.

Jumat, 07 Desember 2012

pramodul


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan

1.    Menjelaskan alat pengukur salinitas dan kecerahan mencakup pengertian, cara kerja, cara menggunakan, dan data yg dhasilkan
2.    Menjelaskan alat pengukur gelombang mencakup pengertian, cara kerja, cara menggunakan, dan data yg dhasilkan.
3.    Menjelaskan alat pengukur pasut mencakup pengertian, cara kerja, cara menggunakan, data yg dhasilkan.
4.    Menjelaskan  alat pengukur arus mencakup:pengertian,cara kerja,cara menggunakan,data yg dhasilkan.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Refraktometer, Salinometer dan Secchi Disk.
 2.1.1 Refraktometer
Pengertian Refraktometer Dan Indeks bias - Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
            Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).

2.1.2. Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor. (Anonim, 2010).
Cara menggunakan:
1. Ambil gelas ukur yang panjang, isi dengan air sampel yang akan diukur salinitasnya
2. Salinitas akan terbaca pada skalanya.

2.1.3. Secchi Disk
         . Secchi menggunakan piringan putih untuk mengukur kecerahan periaran mediterania pada bulan april tahun 1865. Kala itu, ukuran piringan yang digunakan untuk mengukur kecerahan perairan sangat bervariasi. Namun umumnya ukuran yang digunakan adalah piringan dengan ukuran dengan diameter 18 inchi. Dan dibuat menggunakan piringan metal dengan warna hitam dan putih (Anonim, 2010).
        Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman) penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan
(Anonim, 2010).
Description: Description: Description: Description: https://lh3.googleusercontent.com/-Gv6p6eSBUjs/TYVgA1nOBYI/AAAAAAAAACA/7boAqFPXnXM/s1600/blog+3.jpg
                                          Gambar 1.1 Secchi Disk
Cara menggunakan:
1.       menurunkan piringan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai pengamatan tidak melihat bayangan secchi.
2.       Saat bayangan piringan sudah tidak tampak, tali ditahan selama 2 menit.
3.        Setelah itu secara perlahan piringan diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali.
4.        Kedalaman air dimana piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini (Anonim, 2010).

2.2   Wave pole dan ADCP
2.2.1 Wave Pole,
yaitu papan kayu denganpanjang 4 meter, lebar 15 cm dan tebal 3 cm yang berskala tiap 20 cm. Pengukuran tinggigelombang dilakukan dengan mengamati puncak dan lembah, perhitungan periode gelombangdilakukan dengan menghitung waktu gerakan gelombang melewati titik tertentuPeralatan lain yang digunakan :
1.Alat pertukangan (palu, kayu)
2.Bambu seperlunya
3.Kerung Beras Plastik                                                           (Pickard, G. L.  1993).


2.2.2      ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
Alat yang digunakan untuk mengukur gelombang/arus baik di laut, sungai, maupun danau yang mampu mengukur kecepatan arus dalam tiga dimensi. ADCP yang merupakan singkatan Acoustic Doopler Current Profiler adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pergerakan pertikel dalam suatu perairan seperti arus dan gelombang.( Pickard, G. L.  1993).
2.3 Tide Staff, floating tide gauge dan pressure tide gauge.
2.3.1. Tide staff
merupakan alat pengukur pasut yang paling sederhana, beupa [apan dengan tebal 1 – 2 inci dan lebar 4 – 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasut. Dimana pemasangan tide gauge ini haruslah pada kondisi muka air terendah (lowest water)  skala nolnya masih terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data yang dicatat dari skala tide gauge tersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu. Dalam pemasangannya rambu tersebut disekrup atau ditempelkan pada posisi vertical pada tiang atau penyangga yang cocok. Lokasi rambu harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu pasut yang dipakai sangat tergantung sekali pada kondisi pasut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasut dapat terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya.Pada prinsipnya bentuk rambu pasut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling) (Pariwono, J.I. 1989).
2.3.2 Floating tide gauge
prinsip kerja alat pengukuran pasut ini berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui  pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat. Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelampung dapat bergerak secara vertical dengan bebes. Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan rambu pasut. (Pariwono, J.I. 1989).
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJFZN-2Bw_k5goOM5F4YeicWSd3CQqh1b2OB65Ihl3HspdSQU52U2GjP-vsaCK0LLhj42My35kWd3MfAzO5AvjYEtjD1u8SdPXiskzopWszjx0p3kwUWoJugxfEsGGBF05thLmDwapsPFG/s1600/5.jpg
                                            Gambar 1.2. Floating tide gauge


Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpfhvRhYEtTu_FGbVsVrRxlsSBRcTKzRxVz2mymXURaV031Ze4kuAZM2ddaZ8aa8aomQFFMUIaZl6QmfEi1KumJNe4s5JSOoQvPxp1WWO7kiP2rN-bD4oQZwgT8Pw-s0c6MyQIjzKrprpB/s320/6.jpg
Gambar 1.3 Skematik Floating tide gauge
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPqnuEtv38pqZ9niem5bXam-0zge9S6LT3vyp2WuMIKIiiVX-bvA_WkrokQHGkz6fAjaPwEcPP5CPHCYWUOyq3SOGFEken6ug5A38cJbfVN4A6AfeitQJdQdgn2-k0wXtCLY_zqisDtvV_/s320/7.jpg
Gambar 1.4. Desain Alat Floating tide gauge
Di pantai dimana terdapat ombak pecah, atau dimanapun ada gangguan permukaan air yang minimal, kisaran pasang surut dapat diukur dengan rangkaian papan yang sudah terbagi-bagi dalam kelas-kelas tertentu. Air yang mengarah ke pantai akan terukur pada interval-interval yang tertera pada papan. (Pariwono, J.I. 1989).
 Papan yang paling dekat dengan pantai harus mencapai atas air pada saat terjadi high water, dan yang jauh dari pantai harus mencapai mean low water level agar pada saat surut terendah dapat terbaca skalanya. Perlu berhati-hati dalam pembacaan pada papan yang sudah lapuk. Papan pengukur pasang surut juga dapat dipasang pada bendungan-bendungan dekat pantai, di penggalangan kapal dan struktur-struktur lain yang airnya tenang. (Pariwono, J.I. 1989).
            Jika menginginkan pengukuran yang akurat maka pengukuran dilkukan di tempat yang pengaruh gelombangnya sedikit. Dekat pantai di atas mean high water biasanya dibuat penampungan yang dasarnya kira-kira 3 sampai 6 kaki ke bawah dari level lowest low water. (Pariwono, J.I. 1989).
            Penampungan dihubungkan ke laut dengan pipa yang sempit yang menurun sampai ke dasar. Ujung dari pipa dibuat semacam alat penyiram air yang dimaksudkan untuk pengairan dan buoy akan menahannya pada daar laut. Jika pengaruh gelombang tidak terasa pada kedalaman ini maka level air pada penampungan hanya menggambarkan pergerakan pasang surut. Pada saat lautan terlihat tenang di permukaan, maka pada penampungan air alirannya lancar dan level air akan terukur oleh papan berskala. (Pariwono, J.I. 1989).
Mengukur pasang surut akan sulit dan akan menghabiskan waktu, untuk mengatasi masalah ini digunakanlah marigraph. Marigraph adalah alat pengukur pasang surut otomatis yang akan mencatat sendiri kisaran pasang surut. Alat ini akan memberikan catatan yang konstan dari level air. Berikut ini adalah gambar marigraph: (Pariwono, J.I. 1989).
Pelampung, yaitu F akan naik turun dengan terisinya air di penampungan yaitu R. Kawat tembaga dihubungkan ke pelampung yang melewati drum yaitu G, dikerenakan pada drum akan terjadi perubahan level air. Pergerakan pada drum ditransmisikan ke stylus (pena jarum untuk mencatat) yang akan mencatat perubahan yang terus-menerus pada scarik kertas (Pariwono, J.I. 1989).
2.3.3 Pressure tide gauge
prinsip kerjanya sama dengan floating tide gauge, hanya saja gerak naik turunya permukaan air laut, dapat diketahui dengan perubahan tekanan, yang terjadi di dasar laut. Alat ini diletakkan di dasar laut dan dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit), yang kemudian data diolah dengan mengkonversikan tekanan yang tercatat ke dalam nilai kedalaman, sehingga akan kita dapatkan model pasang surut pada daerah tersebut. Alat ini dipasang sedemikian rupa,sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut (LLW). Namun demikian alat ini jarang sekali digunakan untuk pengamatan pasut. (Pariwono, J.I. 1989).
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivJ8_A7pET42ZOzRz4I1sM8FNdYc2N7IrEVAXoda59l0lbTCWDcoYsaIpY-YyABYWp_-SrIXhByxOtG-lZIC1TZi-fY2S_S97bIJ_Z-E3d6HHrIjqkf4oo51ooGDE2rdjB3hcTmtjRmUqU/s320/8.jpg
Gambar 1.5 Pressure tide gauge

2.4 Current Meter dan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler).
2.4.1 Current Meter
Pengukuran kecepatan arus air disebut dengan water current meter. Current meter adalah alat untuk megukur kecepatan arus air yang secara prinsip pengukurannya terbagi dalam tiga sistem, yaitu :
  1. Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mernkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s.
  2. Sistem Elektromegnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yuang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
  3. Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.
Salah satu jenis current meter yang dapat dibuat adalah pengukuran arus dengan arus velositas, dengan sistem kerja menghasilkan sinyal dari masing-masing putaran propeller yang terbuat dari bahan medan magnetik. 
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRxTTsipONfe4V6ZhFl5mSfzNi-tq1aJLj0fxtkQWbSvn8v8QrBFubi1E1T3v6K2T0t7fHTfS3UiHJcYj5rldcr-wno2b5Fj6fREKvnkFsUBQ3sz2VWc8Ul6Eav_fxBDIJGbDZGY0FISaJ/s320/17.jpg
Gambar 1.6  Current Meter

2.4.2 ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
Acoustic Doppler Profiler, sering disebut dengan singkatan ADCP. Para ilmuwan menggunakan instrumen untuk mengukur bagaimana air cepat bergerak melintasi seluruh kolom air. Sebuah ADCP berlabuh ke dasar laut bisa mengukur kecepatan saat ini tidak hanya di bagian bawah, tetapi juga pada interval yang sama sepanjang jalan sampai ke permukaan. Instrumen ini juga dapat dipasang horizontal pada seawalls atau tiang jembatan di sungai dan kanal untuk mengukur profil saat ini dari pantai ke pantai, dan bagian bawah kapal untuk mengambil pengukuran arus konstan sebagai langkah perahu. Di daerah yang sangat dalam, mereka bisa diturunkan pada kabel dari permukaan.(Pickard, G. L.  1993).
ADCPs yang bottom-mount membutuhkan jangkar untuk menjaga mereka di bawah, baterai, dan logger data internal.Kapal-mount instrumen membutuhkan kapal dengan kekuatan, komputer kapal untuk menerima data, dan sistem navigasi GPS (sehingga gerakan sendiri kapal dapat dikurangkan dari data saat ini). ADCPs tidak memiliki eksternal read-out, sehingga data harus disimpan dan dimanipulasi di komputer. Software program yang dirancang untuk bekerja dengan data ADCP yang tersedia.(Pickard, G. L.  1993).



BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Refraktometer
            Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
            Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhShuwbGiX2HJhEvRV_EX3mFNlO_KXFYdMivrqPd-cLs6mWBTyUd_YsIoNJOEzy1knUHKk8uMGYq5Ms9lDjuitd4qyFmPnO5Ah4X05u07gmIsB9hbNIl_X5exFG3mRrEhrv6lzEEQ7Qu-4/s1600/refraktometer.jpg
                                                Gambar 1.7 Refraktometer
Cara mengunakan:
1.    Tetesi refraktometer dengan aquadest
2.    Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal
3.    Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya
4.    Lihat ditempat yang bercahaya dan catat hasilnya
5.    Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di tempat kering.
Kelemahan:
zat yang terlarut dianggap seluruhnya gula (untuk refraktometer sucrose) sedangkan untuk refraktometer garam (salt) zat terlarutnya dianggap sebagai garam NaCl.seluruhnya. ada 2 refraktometer : digital dan manual yang digital cukup taruh cairan pada hole sample (2-5 mL) tekan start, keluar hasil di display. yang manual, cukup taruh 2-3 tetes dipermukaan lensa kemudian ditutup, dari ujung lubang diintip maka akan kelihatan batas terang gelap pada sekala berapa.

Keuntungan:
Refraktometer alat ini bekerja berdasarkan indeks bias, dimana
indeks bias berubah untuk setiap perubahan brix.

3.2 Salinometer
Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkadung pada air, salinitas juga terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka air pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam pada air sungai dan danau kurang dari 0,05%. Jika melebihi itu atau sekitar 0,05 % sampai 3% maka air tersebut dikategorikan sebagai air payau. Dan jika tingkat salinitasnya diantara 3% sampai 5% air tersebut dikategorikan sebagai air saline dan jika melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine. (Anonim, 2010).
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm45hQlPNESRX_JrrdVezBsqkKyXEiVxbr3pFBjs4k71LEwSI98V7FNpd32WuQhyZcDwAzCZjxOsXSC69dSPtxiOfktxJpZJ3bu-vRb6LBWGwFMK18zEqTBQK-ia4UwSeRRn6tpYCAl-UV/s1600/index.jpg
                                                         Gambar 1.8 Salinometer

Cara menggunakan:
1. Ambil gelas ukur yang panjang, isi dengan air sampel yang akan diukur          salinitasnya
2. Salinitas akan terbaca pada skalanya.
Keuntungan:
1.    Dengan alat ini, konduktivitas dan pengukuran suhu dapat dilakukan dilapangan.
Kerugian:
1.    Karena kabel suspensi agak tebal, alat ini harus diturunkan dari perahu dan dihanyutkan untuk mengukur parameter dalam vertikal ketika arus melebihi 0, 75 m / detik.
3.3 Secchi Disk
Secchi disk pertama kali ditemukan oleh Fr. Pietro Angelo Secchi, seorang ahli astrofisika. Saat ia diminta untuk mengukur transparansi perairan di laut mediterania oleh seorang Komandan (Letnan) Angkatan Laut Cialdy, pimpinan armada angkatan laut Papal. Ia pun memperkenalkan alat pengkuru kecerahan yang terbuat dari piringan dan diberi warna hitam dan putih.
Description: Description: Description: Description: https://lh3.googleusercontent.com/-Gv6p6eSBUjs/TYVgA1nOBYI/AAAAAAAAACA/7boAqFPXnXM/s1600/blog+3.jpg
                                          Gambar 1.9 Secchi Disk
Cara menggunakan :
1.    menurunkan piringan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai pengamatan tidak melihat bayangan secchi.
2.    Saat bayangan piringan sudah tidak tampak, tali ditahan selama 2 menit.
3.    Setelah itu secara perlahan piringan diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali.
4.    Kedalaman air dimana piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini.
Keuntungan
1.    Alatnya sederhana dan mudah digunakan.
Kekurangan :
1.    Kecerahan sangat tergantung pada keadaan cuaca dan waktu pengukuran.
2.    Sebagai alat ukur kecerahan perairan dalam mengukur transparansi air, perolehan datanya masih sebatas perkiraan atau tidak terlalu akurat.

3.4 Wave pole
yaitu papan kayu dengan panjang 4 meter, lebar 15 cm dan tebal 3 cm yang berskala tiap 20 cm. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan mengamati puncak dan lembah, perhitungan periode gelombang dilakukan dengan menghitung waktu gerakan gelombang melewati titik tertentu.
Description: Description: Description: Description: http://htmlimg4.scribdassets.com/37qltonxz4168ik7/images/4-b69e685ac0.png
Gambar 1.11  Wave pole
Cara menggunakan:
     1. Ditancapkan tongkat skala dalam air.
     2. Diukur selisih antara puncak dengan lembah gelombang (sebagai tinggi gelombang)
     3. Dilakukan pengukuran sampai dengan 3 kali.
     4. Dicatat hasil pengamatannya


3.5 ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik.
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlB-oe4wb-NLmtOVsvA1GAxjBOrILBvklsePcbp5wMFYrbiMXSzz0gn7SOIK8bTtzBvis3gxAS9zl1kSirZisdGIag2l07kcpryzWurCNLlLEgIBNMZZan3wcFk_5Y_L9k1SvdNFJH3PNt/s320/2.jpg
Gambar 1.12  ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)

Cara menggunakan:
1.            Atur waktu mulainya pengukuran, waktu selesai, arah mata angin, koordinat bola bumi yang digunakan,dan intensitas pengukuran (misal : pengukuran tiap satu menit, dll)
2.            Tanam ADCP di dalam laut sesuai kedalaman yang dikehendaki
3.            Pasang selama waktu yang ditentukan
4.            ADCP akan merekam semua pameter yang telah disetting terlebih dahulu
5.            Setelah selesai, ambil ADCP dan bawa ke atas kapal
6.            Ambil data yang ada di dalam ADCP dan pindahkan ke komputer
7.            Lakukan penglahan data

Keuntungan:
  1. Di masa lalu, mengukur profil kedalaman saat ini diperlukan penggunaan string panjang meter saat ini. Hal ini tidak lagi diperlukan.
  2. Tindakan arus skala kecil
  3. Berbeda dengan teknologi sebelumnya, ADCPs mengukur kecepatan mutlak air, tidak hanya seberapa cepat satu massa air bergerak dalam hubungannya dengan yang lain.
  4. Mengukur kolom air sampai dengan 1000m lama.


Kekurangan:
  1. Ping frekuensi tinggi menghasilkan data yang lebih tepat, tapi ping frekuensi rendah perjalanan jauh dalam air.Jadi para ilmuwan harus membuat kompromi antara jarak yang profiler dapat mengukur dan ketepatan pengukuran.
  2. ADCPs diatur ke "ping" juga cepat kehabisan baterai cepat
  3. Jika air sangat jelas, seperti di daerah tropis, ping tidak mungkin
    memukul partikel cukup untuk menghasilkan data handal

3.6 Tide Staff
merupakan alat pengukur pasut yang paling sederhana, berupa papan dengan tebal 1 – 2 inci dan lebar 4 – 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasut. Dimana pemasangan tide gauge ini haruslah pada kondisi muka air terendah (lowest water) skala nolnya masih terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data yang dicatat dari skala tide gauge tersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu. Dalam pemasangannya rambu tersebut disekrup atau ditempelkan pada posisi vertical pada tiang atau penyangga yang cocok. Lokasi rambu harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu pasut yang dipakai sangat tergantung sekali pada kondisi pasut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasut dapat terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya.Pada prinsipnya bentuk rambu pasut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling).
Perbedaannya hanya dalam mutu rambu yang dipakai. Mengingat bagian bawah rambu pasut harus dipasang terendam air laut, maka rambu dituntut pula harus terbuat dari bahan yang tahan air laut.Rambu pasut hampir selalu digunakan pada pelabuhan-pelabuhan laut.Akan tetapi dalam hal ini biasanya titik nol skala rambu diletakkan sama dengan muka surutan setempat, sehingga setiap saat tinggi permukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapat diketahui berdasarkan pembacaan pada rambu. Dengan demikian hal ini sangat membantu bagi keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan.
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8U8iEMzOArogfGI3S9qwnfA22kdFhrQB_eM_NdqOd5lC-7bdjL64N6inBLFRnEV4xi9FPjGq_bcKkqV27uCKB6Tkl_L77GY90QDmArtCg-5hPzZ8jDF2qHhpo7CLs9O_MzO9CWDT_js-F/s320/4.jpg
Gambar 1.13 Tide staff

            Cara menggunakan:
1. Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air
2. Dicatat skala awal
3. Pukul 14.30 WIB dicatat tinggi permukaan air setelahnya sebagai t
4. Dihitung dengan hasil pengukuran tersebut (cm/jam)

3.7 Current Meter
Current meter adalah alat untuk megukur kecepatan arus air yang secara prinsip pengukurannya terbagi dalam tiga sistem, yaitu :
1.    Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mernkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s.
2.    Sistem Elektromegnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yuang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
3.    Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.
Salah satu jenis current meter yang dapat dibuat adalah pengukuran arus dengan arus velositas, dengan sistem kerja menghasilkan sinyal dari masing-masing putaran propeller yang terbuat dari bahan medan magnetik. 
Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRxTTsipONfe4V6ZhFl5mSfzNi-tq1aJLj0fxtkQWbSvn8v8QrBFubi1E1T3v6K2T0t7fHTfS3UiHJcYj5rldcr-wno2b5Fj6fREKvnkFsUBQ3sz2VWc8Ul6Eav_fxBDIJGbDZGY0FISaJ/s320/17.jpg
Gambar  1.14   Current Meter

Ott current-meter dapat digunakan baik dengan digantung pada kabel/tali maupun pada tiang.
1.  dapat dilaksanakan pada pengukuran di sungai maupun di muara sungai,
2.  dapat dipakai pada pengukuran di kanal yang kecil atau digantung di jembatan.

Keuntungan:
1.    Baik untuk bekerja dengan cepat dan akurat, dan rumus kalibrasi dengan mudah dapat diubah dalam grafik kecepatan, yang membuat perluasan lebih mudah.
Kerugian:
1.    Tidak dapat mengetahui arah arus, dan komponennya dapat menambah atau mengurangi jumlah putaran baling-baling sehingga tidak dapat mengetahui kecepatannya dengan benar.













BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Refraktometer
            Pengertian Refraktometer Dan Indeks bias - Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
4.2 Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor. 
4.3 Secchi Disk
          Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman) penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan. 
4.4 Wave Pole
Pengukuran tinggigelombang dilakukan dengan mengamati puncak dan lembah, perhitungan periode gelombangdilakukan dengan menghitung waktu gerakan gelombang melewati titik tertentu.
4.5 ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
Keuntungan:
  • Di masa lalu, mengukur profil kedalaman saat ini diperlukan penggunaan string panjang meter saat ini. Hal ini tidak lagi diperlukan.
  • Tindakan arus skala kecil
  • Berbeda dengan teknologi sebelumnya, ADCPs mengukur kecepatan mutlak air, tidak hanya seberapa cepat satu massa air bergerak dalam hubungannya dengan yang lain.
  • Mengukur kolom air sampai dengan 1000m lama.

Kekurangan:
  1. Ping frekuensi tinggi menghasilkan data yang lebih tepat, tapi ping frekuensi rendah perjalanan jauh dalam air.Jadi para ilmuwan harus membuat kompromi antara jarak yang profiler dapat mengukur dan ketepatan pengukuran.
  2. ADCPs diatur ke "ping" juga cepat kehabisan baterai cepat
  3. Jika air sangat jelas, seperti di daerah tropis, ping tidak mungkin
    memukul partikel cukup untuk menghasilkan data handal

4.6 Tide Staff
panjang rambu pasut yang dipakai sangat tergantung sekali pada kondisi pasut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasut dapat terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya.Pada prinsipnya bentuk rambu pasut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling).
4.7 Current Meter
Current meter adalah alat untuk megukur kecepatan arus air yang secara prinsip pengukurannya terbagi dalam tiga sistem, yaitu :
  1. Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mernkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s.
  2. Sistem Elektromegnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yuang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
  3. Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.
4.8 Flauting Tide Gauge
prinsip kerja alat pengukuran pasut ini berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui  pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat. Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelampung dapat bergerak secara vertical dengan bebes. Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan rambu pasut.
4.9 Pressure Tide Gauge
prinsip kerjanya sama dengan floating tide gauge, hanya saja gerak naik turunya permukaan air laut, dapat diketahui dengan perubahan tekanan, yang terjadi di dasar laut.






DAFTAR PUSTAKA

·         http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0C
·         Laut Biru: Instrumentasi Kelautanseandy-laut-biru.blogspot.com
·         JENIS ALAT UKUR/KEGUNAAN «hazis.wordpress.com
·         Membuat Current Meter Sendiriteknologi.kompasiana.com
·         Davies-Colley, R.J. 1988. Measurig water clarity with a black disk. Limnologi and Oceanogrphy. 33: 616-623.
·         Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-23
·         Pickard, G. L.  1993.  Descriptive Physical Oceanography.  Pergamon Press.  Oxford.
·         Pond dan Pickard, 1978. Introductory to Dynamic Oceanography. Pergamon Press, Oxford
·         Priyana, 1994. Studi pola Arus Pasang Surut di Teluk Labuhantereng Lombok. Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanandan Kelautan.Institut Pertanian Bogor
·         Supangat, Agus. (2000) Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung
·         Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta